JURNAL

VIEWER SYSTEM COST PHONE USE IN CONJUNCTION WITH MICROCONTROLLER AT89S51

Denny Divayana(Alumni 2006)

 

Dosen Pembimbing :

 

Pembimbing 1 Drs. Jusuf Bintoro, MT

Pembimbing 2 Muhammad Yusro,SPd, M.T

 

ABSTRACT

This research aim to make display of telephone cost on a house which have some occupant, such as boarding house, with exploit microcontroller AT89S51. This research  conducted in Electronic’s labolatory of major  Technique electro, Faculty of  Technique, State of Jakarta University, at anomalous semester, year of academic 2005/2006 with labolatory experiment method.

This research use DTMF decoder, hook detector, ring detector and keypad as input, microcontroller as the processor, and also LCD and Chip Corder ISD as output. Keypad used as input for password and chosening menu, its connected on 3rd port microcontroller, hook detector as the detector condition of telephone’s hook for begin the input password and start the phone call that conect at 1.6th  microcontroller port , DTMF decoder give the input of pressed phone number on the port 1.0th – 1.3th, afterwards detected as lokal number or SLJJ number and counter the appropriate on rate. LCD will display information of date and time, select menu and display phone number and amount of telephone cost for each user. Chip corder ISD produce a sound message which used by user to guide them when operate the device.

The result show that  Cost Telephone Display With Common User System operate with correctly, indicated with LCD can display the data that require and count the cost telephone, also produce some sound message as guider from ISD.

 

Keyword: telephone, microcontroller, DTMF, LCD, ISD

 

 

PENDAHULUAN

Komunikasi adalah kebutuhan masyarakat yang sangat penting. Perkembangan teknologi yang memfasilitasi komunikasi terus berkembang sampai hari ini, terutama komunikasi jarak jauh. Telepon merupakan salah satu produk teknologi tersebut.

Kehadiran telepon yang dibutuhkan, hampir setiap rumah dapat ditemui terutama di kota-kota besar. Tidak hanya di rumah tetapi juga di rumah pribadi di mana orang tidak memiliki ikatan keluarga, misalnya rumah kos. Namun, penggunaan telepon di rumah di mana orang tidak memiliki hubungan keluarga atau rumah kos tidak optimal, seperti di rumah-rumah pribadi.

Biasanya ponsel dipasang di sebuah rumah kos yang digunakan terbatas hanya untuk menerima panggilan dari luar, sementara untuk dial keluar, warga harus pergi ke rumah kos itu sendiri atau kios telepon umum. Masalah ini disebabkan oleh pembagian pembayaran telepon itu sendiri berbasis. Karena jumlah pengguna telepon sehingga akan menjadi tidak adil jika sistem yang digunakan adalah terbagi rata biaya telepon yang akan dibayar. Namun, jika telepon dipasang di rumah kos hanya untuk menerima panggilan saja, kemudian menempatkan telepon kurang optimal dan efisien, terutama untuk penduduk rumah kos, yang harus susah payah mencari kios atau telepon untuk membuat panggilan.

Masalah di atas dapat diantisipasi jika ada sistem yang dapat merekam penggunaan telepon per pengguna, sehingga seseorang akan membayar tagihan telepon sesuai dengan penggunaannya. Sistem ini akan dibangun membutuhkan controller yang menangani semua permasalahan yang ada. Masalah ini adalah penggunaan pulsa pencatatan dan penggunaan nomor telepon dengan mengelompokkan setiap pengguna, sehingga tidak ada ketidakadilan dalam pembayaran biaya telepon.

Dengan hadirnya mikrokontroler adalah penggunaan cukup luas hari ini karena mikrokontroler AT89S51 yang memiliki kelebihan dapat diprogram dan dioperasikan untuk mengolah data seperti komputer, tetapi memiliki dimensi yang jauh lebih kecil, efisien dalam penggunaan tenaga listrik dan harga yang terjangkau. Jadi dengan keunggulan ini diharapkan mampu menjawab semua masalah ini. Untuk itu berusaha untuk membuat alat yang dapat merekam telepon biaya penggunaan masing-masing pengguna yang berbasis mikrokontroler AT89S51.

 

LANDASAN TEORI

 

MIKROKONTROLER AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 adalah MCS – 51, di samping 89S51 ada beberapa jenis lain dari MCS – 51 yang memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda, termasuk mikrokontroler 8031, 8051, 8751, 8052, 89C51, dan 89SXX. Perkembangan mikrokontroler AT89S51 yang semakin cepat, selain tingkat keefisienannya karena yang memiliki memori flash yang dapat diprogram dengan konsumsi daya sangat mudah dan rendah, serta sistem dalam proses pengisian program dengan menggunakan In-System Programming. Sistem minimum sehingga sistem dapat digunakan sebagai downloader. Berikut adalah fitur yang dimiliki mikrokontroler AT89S51:

• Kompatibel dengan MCS – 51 mikrokontroler

• 4K byte Downloadable Flash Memory

• Tegangan operasi 4.0V ke 5.5V

• Rentang frekuensi 0 Hz sampai 33 MHz

Kunci • 3 tingkat memori program

• 128 x 8 – bit RAM internal 32 Programmable I / O Garis

• 2 timer / counter 16-bit dan 6 buah Interrupt Sources

• Full Duplex Serial Saluran

Mikrokontroler AT89S51 memiliki 40 pin buah. Komposisi mikrokontroler AT89S51 pin ditunjukkan pada gambar berikut.

jurnal

Gambar 1. Diargam Pin Mikrokontroler AT89S51

Khusus fungsi AT89S51

 

Timer / counter

Perangkat Timer / Counter adalah mikrokontroler AT89S51 hardware terintegrasi, digunakan untuk mengakses register tertentu disimpan dalam SFR tersebut. Dalam mikrokontroler AT89S51 2 timer / counter Timer 0 dan Timer 1. Menghitung biner Timer 0 TL0 dan diakses melalui register TH0, biner kontra Timer 1 register dapat diakses melalui TL1 dan TH1.

Pencacah biner Timer / counter AT89S51 adalah 16-bit kontra naik (count up binary counter) yang menghitung naik dari 0000H ke FFFFh, ketika kondisi pencacah berubah dari 0000H ke FFFFh kembali akan ada overflow sinyal (overflow).

Untuk mengatur kerja timer / counter yang digunakan 2 register tambahan yang dibagi oleh Timer 0 dan Timer 1. Register tambahan TCON register (bit addressable) dan TMOD (bit addressable tidak).

Selain timer, Timer / counter dapat berfungsi sebagai masukan untuk interupsi. Interupsi Timer 0 dan Timer 1 yang dihasilkan oleh TF0 dan TF1, muncul melimpah terjadi ketika setiap waktu (kecuali timer 0 dalam mode 3). Ketika timer interrupt terjadi, mikrokontroler akan nol tanda-tanda (TF0 danTF1).

 

 

INTERUPSI

AT89S51 memiliki 5 buah interupsi, yaitu dua interupsi eksternal, dua interupsi timer dan port interrupt serial. Setiap interupsi sumber dapat diaktifkan dan dinonaktifkan secara individual dengan mengatur bit yang relevan dalam register IE dan mengatur tingkat prioritas dari setiap interupsi dalam register IP.

Interupsi adalah sebuah program yang mengganggu program yang sedang bekerja ketika kondisi interupsi terpenuhi. Dan akan kembali ke program sebelumnya sementara mendapatkan instruksi RETI. Syarat interupsi ditentukan oleh jenis interupsi. Jika timer interrupt diaktifkan, interupsi akan bekerja ketika TF1 atau TF0 logika tinggi. Jika interupsi eksternal diaktifkan maka kondisi logika yang terjadi pada P3.2 (eksternal interrupt 0) dan P3.3 (External Interrupt 1) merupakan prasyarat untuk terjadinya interupsi. Bentuk kondisi yang merupakan persyaratan yang ditetapkan oleh IT0 interupsi dan IT1 dalam register TCON yang terkandung. Dan jika interupsi diaktifkan, port serial adalah kondisi saat ini RI dan TI logika tinggi (saat selesai menerima atau mengirim data).

 

TELEPON

 

Kata “telepon” berasal dari kata Yunani “tele” yang berarti jauh, dan “telepon”, yang berarti suara. Dengan pemahaman kita saat ini, telepon (telepon) meliputi konversi (perubahan) dari sinyal suara menjadi sinyal listrik bahwa frekuensi audio kemudian dapat ditularkan melalui sistem transmisi listrik, dan akhirnya diubah kembali menjadi sinyal tekanan suara di ujung penerima. Sistem telepon ini dapat dibagi menjadi beberapa kategori, sesuai dengan varians (mode) digunakan, dan saat ini sebagian besar sistem menyediakan komunikasi dua arah sesuai dengan salah satu dari dua cara berikut.

Sistem Simplex memungkinkan transmisi dalam satu arah hanya untuk waktu tertentu, tetapi juga menyediakan komunikasi dua arah secara bergantian (arternately). Sistem duplex memungkinkan transmisi dua arah sekaligus. Hal ini hanya dapat dilaksanakan dengan menyediakan dua sirkuit yang terpisah, satu sirkuit untuk setiap arah, tetapi tidak ekonomis karena semua fasilitas yang akan dibuat dalam rangkap dua. Sistem telepon Duplex berarti transmisi simultan melalui beberapa kabel bersama-sama tanpa perlu untuk beralih.

Perkembangan ponsel saat telepon sedang dalam proses switching (switching) banyak menggunakan teknik digital juga digunakan untuk tujuan selain transmisi. Penggunaan teknik digital untuk membawa efisiensi akan dirasakan kedua sistem transmisi dan sistem switchingnya, di mana sinyal tersebut dikirimkan utusan atau terhubung dalam bentuk digital, sistem beralih digital dengan cara membangun hubungan menyusun kembali Pulse Code Modulation (PCM) dan menghubungkan sesuai dengan panggilan dan permintaan juga dapat melewatkan sinyal digital lain selain sinyal PCM.

Untuk memulai panggilan telepon, maka operator harus mengambil handset dari posisi normal dalam hal yang disebut-off – hook, off – hook untuk kondisi tanda untuk siap menerima nomor telepon pusat yang akan dipanggil oleh operator. Setelah rangkaian penerima yang sesuai terhubung ke saluran, pusat akan mengirimkan nada sambung ke operator yang kemudian akan memutar nomor yang diinginkan, beberapa frekuensi nada di daerah frekuensi dikirim ke suara pusat ketika tombol ditekan. Nada umumnya disebut Dual Tone Beberapa Frequency (DTMF), karena setiap kali tombol ditekan, dua nada akan dikirim secara bersamaan ke saluran tersebut. Maka pemanggil akan menerima pemberitahuan dari pemerintah pusat nomor keluar, baik dengan nada panggil, nada sibuk, nada sibuk atau nada alat khusus lainnya.

 

KERANGKA BERPIKIR

 

Penelitian ini memanfaatkan mikrokontroler AT89S51 untuk membangun sebuah sistem yang menggabungkan penerima DTMF MT8870, detektor Hook, detektor dering telepon yang mendapat masukan dari saluran telepon, dan keypad LCD sebagai input dan sebagai output ISD2500 Chip Corder.

Sistem akan dilakukan adalah penyediaan pulsa debit sebesar Rp. 50.000, -/bulan untuk setiap pengguna yang akan dibayar oleh pengguna (penghuni kos) bersama dengan pembayaran sewa kos. Seperti ponsel yang menggunakan kartu pascabayar, debit sehingga setiap pengguna memiliki pulsa yang akan terus berkurang setiap melakukan panggilan.

Setiap user harus memasukkan kode sebelum memanggil tertentu (password) untuk dipanggil. Setiap pengguna memiliki kode sendiri yang akan meloading (mengambil) data yang dimiliki oleh pengguna, dalam bentuk pulsa yang tersisa jumlah debit. Jika pengguna memasukkan kode yang salah sehingga ia tidak bisa menelepon.

Keyboard digunakan untuk memasukkan kode (password) yang diminta oleh sistem dan pilih menu. Ada dua menu, menu untuk pengguna dan menu untuk pemilik rumah (administrator). Mikrokontroler AT89S51 akan memproses seluruh proses penyimpanan dan membandingkan kode, menyimpan debit pulsa data yang masing-masing pengguna, waktu, dan mengurangi pulsa debit setiap pengguna setiap kali Anda membuat panggilan. Penerima DTMF digunakan untuk menerjemahkan nomor telepon ditekan di telepon dan mengirimkannya ke mikrokontroler untuk tujuan identifikasi ditekan jika nomor lokal atau SLJJ, yang akan mempengaruhi biaya panggilan. Seperti yang bisa kita menggunakan layar LCD untuk menunjukkan debit sisa kredit, nomor telepon tujuan dan lamanya waktu bicara yang akan dilakukan oleh mikrokontroler waktu internal, sistem timer. Selama sistem bekerja di samping LCD yang menampilkan instruksi dan data, ISD2500 mengeluarkan instruksi yang memudahkan suara dalam pengoperasian sistem.

 

ALAT dan METODOLOGI PENELITIAN

 

Peralatan yang digunakan terdiri dari

1. Multimeter untuk mengukur tegangan,, garis uji saat ini dan koneksi kabel pada peralatan PCB / sirkuit.

2. Personal Computer (PC) dan kabel ISP (In – System Programming) digunakan untuk pengisian memori flash mikrokontroler AT89S51.

3. Telepon dan saluran telepon, digunakan untuk memberikan input data ke penerima DTMF, detektor hook, detektor cincin.

4. Hentikan menonton merek Mobile Phone Nokia tipe 2100, digunakan sebagai ujian waktu dalam program yang dibuat

 

METODE PENELITIAN

 

Penelitian ini dilakukan oleh sebuah eksperimen laboratorium. Dengan mengamati saluran telepon karaktesitik, yaitu ketika telepon diangkat dan ditempatkan di hook, dan ketika telepon berdering. Dan tes sirkuit reciver hook detector DTMF, detektor cincin, LCD, ISD, serta menciptakan sebuah program yang dapat membangun sistem seperti yang dijelaskan dalam kerangka pikiran.

 

 

 

PENGUJIAN HASIL ANALISIS

 

Dari hasil penelitian diketahui bahwa saluran telepon akan memiliki tegangan ± 50 VDC ketika ponsel diletakkan hook dan tegangan ± 8 Vdc sementara hook dihapus, dan ketika dihapus ada arus dari 20 mA sudah cukup untuk mengaktifkan LED dalam optoisolator. Dan ketika telepon berdering ada tegangan AC pada saluran telepon.

Jadi dengan kondisi di atas, serangkaian hook dan cincin detektor detektor yang menggunakan optoisolator dapat mendeteksi perubahan dalam saluran telepon dan mengubahnya menjadi dua kondisi digital, yaitu rendah dan tinggi.

Dari hasil uji coba pada penerima DTMF diketahui bahwa output dari Q1 – Q4 menghasilkan data biner yang benar untuk setiap digit ditekan, misalnya ketika menekan angka 3 maka data biner yang dihasilkan adalah 0011. Sementara itu data Valid dihasilkan pada Std pin logika tinggi hanya ketika keystrokes dan kembali ke logika rendah, berfungsi untuk menentukan kapan sistem (mikrokontroler) untuk membaca data yang dikeluarkan dari Q1 – Q4.

Pengujian ISD dan LCD yang berfungsi sebagai output dapat dilihat dari output dalam bentuk tampilan visual dan suara yang tepat seperti yang diinginkan.

 

KESIMPULAN

 

Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa urutan yang berfungsi sebagai masukan untuk memberikan data yang benar ke sistem, dan sistem dapat bekerja dengan baik dengan output yang benar pada LCD dan ISD. Jadi secara umum dapat disimpulkan bahwa alat ini dapat bekerja dengan baik.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

1. Christianto, Danny. PANDUAN Dasar Mikrokontroler Keluarga MCS-51. Surabaya: Innovative Electronics 2004

2. Malik, Moh. Ibnu. Belajar Mikrokontroler Atmel AT89S8252. Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2003.

3. Nalwan, Paulus Andi. PANDUAN Praktis Penggunaan Dan Antarmuka Modul LCD M1632. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2004.

4. Nalwan, Paulus Andi. PANDUAN Praktis Teknik Antarmuka Dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2003.

5. Putra, Afgianto Eko. Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55. Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2002.

6. Roddy, Dennis. Coolen, John. KOMUNIKASI Elektronika. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1992

7. Suhata, ST. Aplikasi Untuk Mikrokontroler sebagai Pengendali PERALATAN Elektronik via Jalur Telepon. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2005

 

untuk mendownload filenya klik DISINI

Tinggalkan komentar